HALLO BOGOR - Stroke adalah salah satu penyakit yang menjadi penyebab utama kematian di dunia.
Berdasarkan data Kementerian Kesehatan tahun 2014, sekitar 21 persen atau tepatnya 21,1 persen kematian disebabkan oleh stroke.
Karena itu Kementerian Kesehatan mengingatkan agar stroke harus segera atau tidak boleh terlambat ditangani.
Baca Juga: Praveen-Melati Gagal Pertahankan Juara French Open Usai Kalah dari Pasangan Hongkong
Apabila terlambat atau telah lebih dari 4,5 jam sejak terserang baru kemudian ditangani, maka stroke akan menjadi parah.
Karena itu pula tema global dalam memperingati Hari Stroke Sedunia 2021 adalah "meningkatkan kesadaran masyarakat mengenali gejala stroke."
Selengkapnya, tema tahun ini adalah "meningkatkan kesadaran masyarakat mengenali gejala stroke dan pentingnya waktu berharga untuk segera menangani pasien stroke ke fasilitas layanan kesehatan."
Baca Juga: Ini Jawaban Cinta Laura Saat Ditanya Najwa Shihab Soal Terjun ke Politik
Stroke merupakan penyakit non communicable yang menjadi bagian dari kardiovaskular, demikian Kementerian Kesehatan dalam rilis yang diperoleh Jumat petang, 29 Oktober 2021.
Faktor yang menjadi penyebab umum penyakit stroke adalah diabetes, hipertensi dan pola makan yang buruk
Selain itu, merokok, obesitas, kurang aktivitas fisik, alkohol dan narkotika juga menjadi faktor penyebab.
Baca Juga: Gegara HP, Ini Kronologis Anggota Patwal Terlindas Truk, Kapolri Naikkan Pangkat Korban
Bagaimana cara mengenali gejala stroke? Pertama, senyum tidak simetris, dan kedua, gerak separuh anggota tubuh melemah secara tiba-tiba.
Ketiga, bicara menjadi pelo secara tiba-tiba atau tidak dapat bicara secara tiba-tiba, ataupun tidak mengerti kata-kata dan bicara tidak "nyambung."
Artikel Terkait
Kisah Nunung Srimulat Saat Divonis Stroke hingga Kepalanya Disuntik 20 Kali
Sempat Terserang Stroke, Habib Ali bin Abdurrahman Assegaf Meninggal Dunia
Makanan Tinggi Kalori Saat Lebaran Dapat Picu Stroke, Ini Tanda-tandanya
Harga Obat Covid-19 Naik Hingga 10 Kali Lipat, Baru Ini yang Dilakukan oleh Kemenkes
Kemenkes dengan PT Pfizer Indonesia dan BioNTech SE Sediakan 50 Juta Dosis Vaksin Pfizer
Kabar Baik dari Kemenkes, Aplikasi PeduliLindungi Terkoneksi ke Platform Digital Mulai Oktober