“Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya adalah malam, siang, matahari dan bulan. Janganlah bersujud kepada matahari dan jangan (pula) kepada bulan, tetapi bersujudlah kepada Allah yang menciptakannya, jika kamu hanya menyembah kepada-Nya”. (QS Fushilat: 37).
Para ulama sepakat bahwa shalat gerhana hukumnya adalah sunnah muakkad (sunnah yang sangat dianjurkan), baik untuk laki-laki maupun untuk perempuan.
Baca Juga: Sandi Ungkap 3 Jurus untuk Tingkatkan Daya Saing Pelaku Pariwisata dan Ekonomi Kreatif
Berbicara soal shalat gerhana, tentu saja tidak lepas dengan bacaan niat dan tata cara shalat gerhana bulan.
Semua ulama sepakat bahwa tempat niat adalah di dalam hati. Melafalkan niat bukanlah suatu syarat, itu artinya, tidak harus melafalkan niat.
Syaikh Wahbah Az Zuhaili menjelaskan, menurut jumhur ulama selain madzhab Maliki, bahwa melafalkan niat hukumnya sunnah dalam rangka membantu hati menghadirkan niat.
Baca Juga: KCC Glass akan Bangun Pabrik Kaca Terbesar Asia Tenggara di Batang Jawa Tengah
Sedangkan dalam madzhab Maliki, yang terbaik adalah tidak perlu melafalkan niat karena tidak ada contohnya dari Rasulullah.
Bacaan niat bila menjadi imam:
Usholli sunnatal khusuufi rok’ataini imaaman lillahi ta’aalaa
Artinya: “Aku niat shalat gerhana bulan dua rakaat sebagai imam karena Allah Ta’ala”
Namun jika sendirian, maka bacaan niat shalat gerhana bulan sebagai berikut: