Sejarah Weton Jawa, Weton adalah Hari Kelahiran, Begini Sejarahnya?

- Minggu, 27 November 2022 | 21:20 WIB
Tanggalan weton Jawa menurut sejarah (Wawah Hallobogor/IG tangkapan layar weton Jawa)
Tanggalan weton Jawa menurut sejarah (Wawah Hallobogor/IG tangkapan layar weton Jawa)

Hallobogor - sejarah weton dalam bahasa Jawa yang memiliki makna dan arti dalam kehidupan manusia. 

Dalam bahasa Jawa, Wetu bermakna keluar atau lahir, kemudian mendapat akhiran -an yang membentuknya menjadi kata benda. Yang disebut dengan weton adalah gabungan antara hari dan pasaran saat bayi dilahirkan ke dunia. 

Baca Juga: Ingin Tau Profil Zodiak Pisces, Simak yuk?

Dengan kata lain, weton merupakan penggabungan, penyatuan, penghimpunan, atau penjumlahan hari lahir seseorang, yaitu hari Ahad (Minggu), Senin, Selasa dan seterusnya dengan hari pasaran, yaitu Kliwon, Legi, Pahing, Pon, Wage.

Setiap orang Jawa mempunyai weton, karena weton memiliki arti hari kelahiran seseorang sesuai dengan hari pasarannya. 

Baca Juga: Polres Bekasi Tangkap Enam Warga Bogor Pelaku Curas, 4 diantaranya Warga Kecamatan Rancabungur

Hari pasaran, terdiri dari lima hari dengan urutan nama: Kliwon, Legi, Pahing, Pon, Wage. Lima hari tersebut dinamakan pasaran.

Karena masing-masing nama itu sejak jaman kuno digunakan untuk menentukan dibukanya pasar bagi para pedagang, sehingga pada hari yang ditentukan, untuk suatu pasar akan banyak kunjungan pedagang menjual dagangannya, dan banyak dikunjungi orang yang berbelanja. 

Baca Juga: Chord Lagu Sabyan Gambus Deen Assalam Religi.

Kalau mengungkap dari leluhur jaman dahulu, nama lima hari tersebut sebenarnya diambil atau berasal dari nama lima roh. Nama-nama roh tersebut adalah Batara Legi, Batara Pahing, Batara Pon, Batara Wage, Batara Kliwon. 

Bagian pokok dari jiwa manusia yang sudah menjadi pengetahuan dan keyakinan leluhur orang Jawa sejak zaman purba sampai sekarang. 

Baca Juga: Let's Go Green Together 7, Siti Nurbaya Melakukan Penanaman Pohon di Kecamatan Nanggung

Berhubung lima hari pasaran itu pada hakikatnya mengambil dari nama jiwa manusia yang disebut "Sedulur Papat Lima Pancer".

Dari itu dalam kalangan masyarakat Jawa sampai sekarang ini terdapat naluri menggunakan nama lima pasaran tersebut untuk dijadikan titikan bagi perangan seseorang menurut hari Pasaran kelahirannya.

Halaman:

Editor: Wawah HB

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X